Perbaikan Pipa Tuntas, Dirut : Hari Ini Bisa Melayani Distribusi di Jayapura Utara

Bagikan Berita Bagikan ke Facebook Bagikan Tweet ke Twitter Bagikan ke LinkedIn Bagikan ke WhatsApp

Humas PDAM Jayapura - Perbaikan pipa transmisi utama jalur Kojabu ukuran 450 mm pada hari ini, Senin (7/3) selesai dikerjakan. Tukang ledeng memaksimalkan waktu dan tenaga selama 4 hari dan 3 malam, untuk menyambung pipa baja di perbukitan jalan alternatif. Direktur Utama PDAM Jayapura Dr. H. Entis Sutisna, SE, MM mengatakan terhitung hari ini pada pukul 08.00 WIT, pelayanan sudah berjalan normal.

"Khusus untuk kerusakan ini pada hari keempat atau pada Senin (7/3) pukul 08.00 WIT, sudah bisa melayani distribusi air secara normal yang saat ini sedang melayani di wilayah Jayapura Utara. Pelayanan di jalur Kojabu antara lain pada hari Senin, Kamis dan Sabtu diperuntukkan bagi wilayah Jayapura Utara. Sementara hari Selasa, Rabu, Jumat dan Minggu untuk wilayah Jayapura Selatan dan Abepura," katanya di ruang kerja Direktur Utama PDAM Jayapura di Entrop, Senin (7/3).

Kepada masyarakat yang terdampak, hari ini distribusi air telah kembali normal sesuai jadwal nengalir di masing-masing distrik pelayanan. Dirut mengatakan, upaya jangka panjang adalah terus mengawasi jaringan perpipaan terutama yang rawan kerusakan akibat tanah longsor. Ia mengakui, dewasa ini penyebab utama kerusakan pipa tak lain adalah tanah logsor yang kehilangan daerah penyangga. 

"Pipa Transmisi Utama Jalur Kojabu terdapat 2 titik krusial atau berada di daerah rawan yakni di perbukitan jalan alternatif dan di kampwolker. Terkhusus untuk pipa di intake Kampwolker, letak posisi pipa berada menggantung di tebing DAS karena sudah tidak ada penyangga lagi. Pepohonan dan akar penyangga sudah habis dibabat oknum tak bertanggung jawab, membuat pipa berpotensi patah dan jatuh ke sungai Kampwolker," katanya.

Ada beberapa SPAM berpotensi mengalami gangguan pelayanan, salah satunya seperti di intake Bhayangkara.  Potensi bencana yang terjadi adalah kebocoran air akibat oknum masyarakat yang melubangi pipa untuk kepentingan pribadi. Kemudian, yang menjadi concern Dirut adalah jalur Kojabu yang medan perpipaannya kian tergerus, atau hilang penyangga. (Humas)