Banjir Sentani, 3723 Pelanggan PDAM Jayapura Wilayah Sentani Terpaksa Berhenti Total
“Saat kami melakukan tinjauan ke sumber air ke Pos 7 Sentani, kami tak bisa tembus. Tapi dari hasil pemantauan yang kami lakukan, ternyata pelayanan PDAM di Sentani berhenti total,” katanya Direktur PDAM Jayapura, Entis Sutisna di Kota Jayapura, Senin, 18 Maret 2019.
Menurut Entis, ini artinya tak ada air yang mengalir ke pelangan, sumber air PDAM di Pos 7 Sentani mengalami kerusakan dan kondisi air sangat keruh sekali dan tak layak di konsumsi.
“Lalu pipa transmisi dan distribusi berdiameter 10 centimeter dengan kapasitas 120 liter per detik mengalami kerusakan terkena longsoran. Kedua pipa itu tergeser lalu putus. Ini menyebabkan pasokan air ke warga Sentani tak bisa dilakukan,” papar Entis.
Untuk menghadapi krisis air di Kabupaten Jayapura, kata Entis, pihak PDAM akan melakukan droping air bersih ke posko-posko tempat para pengungsi. Air yang didistribusi ini bersumber dari Padangbulan dan juga sudah meminta ke Kementrian PUPR untuk menambah mobil tangki air untuk pendistribusia air bersih.
“Kami memiliki satu mobil tangki air bersih, akan tetapi itu masih belum cukup untuk kebutuhan masyarakat disana. Untuk itu kami meminta Kementrian PUPR menambah mobil tangki. Mereka sudah merespon, dalam waktu dekat ini satu unit akan datang,” ujarnya.
Selain itu, kata Entis, pihak PDAM juga berusaha untuk mencari sumber-sumber air yang baru dan bisa dimanfaatkan agar warga Sentani bisa segera mendapatkan air bersih.
“Kemungkinnan kondisi ini belum bisa dipastikan kapan akan selesai, karena kami lihat kondisi air kekeruhannya cukup tinggi. Untuk itu kami sedang upayakan mencari sumber air yang baru agar pelangan dan warga di Kabupaten Jayapura ini bisa mendapatkan air bersih,” ungkap Entis.
Entis juga menyampaikan, dampak dari banjir bandang ini terjadi aluran sungai baru yang berada di Kampung Sereh, Kabupaten Sentani, tepatnya di pabrik PDAM, menurutnya ini merupakan hal yang luar biasa dan harus segera ditutup.
“Alur sungai baru yang terbentuk dari bencana ini bahaya, lokasinya tepat di samping pabrik PDAM. Ini sangat membahayakan, jika tak ditutup maka akan berdampak ke lingkungan warga,” ucapnya.
Disinggung mengenai dampak di Kota Jayapura, Entis mengatakan, aliran ini berbeda, antara Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura. “Pos 7 Sentani ini murni untuk Kabupaten Jayapura, sedangkan Kojabu, Kamwolker, Ajen dan Angkasa untuk Kota Jayapura dan sekitarnya,” jelasnya. ***(Qadri Pratiwi) Sumber : https://kabarpapua.co/